MAKASSAR – Memasuki Tahun Kerbau di 2021, PT Semen Bosowa Maros (Bosowa Semen) tentunya memiliki resolusi. Yakni menjajaki peluang ekspor.
Menurut Expor Sales Dept Head Bosowa Semen, Salahuddin Kasim, Bosowa menjajaki peluang ekspor tak main main menjual semen sebesar 480 ribu ton/tahun. Ekspor semen sendiri baru digalakkan kembali tahun ini.
Negara yang akan menjadi tujuan ekspor semen yaitu Malaysia, Singapura, Kolombo dan Philipina karena pertimbangan negara tetangga. Serta potensial market untuk ekspor sangat terbuka, dan didukung pula permintaan dari importir di negara tersebut.
Menurut Raflie, sapaan akrabnya, Malaysia dan Singapura lebih dekat dari Indonesia. Sehingga walaupun ekspor ini membutuhkan biaya freight kapal tapi tidak terlalu besar, sehingga harga Bosowa masih bisa bersaing di Negeri Jiran dan Negeri Singa tersebut.
“Saat ini kita masih dalam tahap negosiasi. Jumlah semen yang kita jual juga belum banyak. Maksimal hanya 40 ribu ton per bulan, namun kita harus optimis tentang target, bukan hanya market tetapi faktor faktor yang mendukung lainnya. Yang kita lakukan hanya berusaha memenuhi kebutuhan market disana khususnya yang terkait kualitas semen,” ujar Raflie.
Pabrik yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, ini merupakan pabrik utama Bosowa Semen yang terintegrasi dan berada di lokasi tempat penambangan batu kapur yang merupakan bahan baku utama pembuatan semen. Sehingga memudahkan pengambilan bahan baku. Pabrik Maros juga memproduksi klinker sendiri dengan kapasitas 4 juta ton per tahun dan semen dengan kapasitas produksi 4.2 juta ton per tahun. Sedangkan pabrik Bosowa di Banyuwangi ditujukan bagi konsumen di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan kapasitas produksi semen 1.8 juta ton per tahun. (*)