MAROS – Manajemen PT Semen Bosowa Maros (Bosowa Semen) tetap optimis perekonomian Indonesia mulai bergerak. Terlebih lagi jika pemerintah, stake holder dan masyarakat patuh akan new normal.
Di masa pandemic ini, Bosowa mencatat penjualan yang kurang memuaskan dibandingkan tahun lalu. Di semester pertama 2020, penjualan Bosowa turun hingga 25 persen dibandingkan semester pertama 2019. Hal ini juga mengacu pada market share secara nasional yang turun 6,2 persen dari data Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Serta market share ekspor yang juga turun sekitar 41,8% secara nasional.
Hal ini diungkapkan Direktur Komersial Bosowa Semen, Ismail Iskandar, melalui rilisnya Jumat (4/9/2020). Menurut Ismail, pihaknya terpukul dengan situasi tersebut, yang tidak lain merupakan bagian dari dampak permintaan semen domestik yang mengalami penurunan. Ia mengakui efek Covid-19 mulai berdampak per Maret 2020 hingga kini.
Namun pihaknya tetap optimis di semester kedua, perekonomian secara nasional kembali bergerak dengan menerapkan new normal sesuai anjuran pemerintah.
“Sehingga daya beli masyarakat bisa jalan meski bertahap,” ujarnya.
Ia membeberkan Covid-19 berdampak pada proyek pemerintah sehingga terjadi penundaan. Dimana mayoritas proyek pemerintah dan swasta serta developer memakai Bosowa Semen. Ia mengaku tetap optimis di semester kedua 2020 proyek dapat bergerak kembali meski perlahan, sehingga pihaknya dapat menyelesaikan proyek yang tertunda.
“Yang sedang jalan sekarang dalam tahap penyelesaian adalah bandara Sultan Hasanuddin yang mengalami perluasan. Serta jalan beton di beberapa daerah,” ujarnya.
Marketing Division Head Bosowa Semen, Nur Alamsyah juga berharap proyek pemerintah di semester kedua 2020 dapat bergulir kembali, sehingga rencana ekspor Bosowa ke beberapa Negara ASEAN dapat terlaksana.
“Saat ini, tampil tidak baik adalah hal yang wajar. Bosowa ingin tampil dan memberitahukan ke masyarakat bahwa semen masih tetap diproduksi dan masih beredar di pasaran,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski diterpa badai Covid-19, namun Bosowa khususnya Bosowa Semen tetap Berdiri, Keras dan Kuat sesuai dengan jargon perusahaan semen swasta satu satunya di Indonesia tersebut. Namun dengan situasi tersebut, manajemen Bosowa tetap berikhtiar dengan memaksimalkan kerja pabrik dan retail tetap terkontrol. Serta melirik pasar pasar ekspor untuk menutupi turunnya demand nasional.
Alamsyah menambahkan, meski ditengah pandemic Bosowa Semen tetap mengutamakan kualitas dan pelayanan prima bagi costumernya. Hal ini ditunjukkan dengan tim reaksi cepat yang segera turun ke lokasi proyek jika ditemukan complain tentang kualitas semen itu sendiri. Serta tak lupa memanfaatkan platform digital bagi costumer yang millennial yang berada di rumah dengan mengaktifkan media social official Bosowa Semen. (*)
Berita Terkait: